Menulis? Why Not

21.30

Menulis masih menjadi hal yang tabu bagi anak muda seperti saya *tidak menerima protes*. Ketakutan yang membuat mereka enggan menulis menjadi kendala tersendiri. Takut tulisan yang dihasilkan hanya menjadi sebuah tulisan sampah. Takut hanya menjadi sebuah coretan tak bermakna.

Padahal jika kita selami, hasil tulisan kita bisa menjadi tolak ukur dalam keberhasilan. Kenapa bisa? Coba deh lihat tulisan saya sekitar tahun 2013, sama sekali isinya enggak banget. Ditambah kualitas EYD yang masih kacau *sekarang juga masih eh*. Namun, dengan berjalannya waktu saya pun ikut belajar untuk memperbaiki tulisan saya entah itu dari isi konten atau kesempurnaan EYD-nya.

Menulis itu harus orang sastra? TIDAK. Menulis itu harus orang kuliahan? TIDAK. Menulis itu hanya bagi orang yang mempunyai keinginan. Keinginan untuk maju mengasah potensi yang telah dianugerahkan. STOP. Segala bentuk alasan yang membuat mindset kita terhadap  menulis begitu menyiksa.

Saya merasakan sendiri. Begitu bermanfaatnya menulis bagi kehidupan saya. Terlebih menulis menjadi sebuah babak baru yang ditekuni sampai saat ini. Entah itu menjadi sebuah refleksi diri atau sekedar melepas kejenuhan dengan kegiatan sehari-hari.

Di #30DWC jilid II kemarin saya pernah mengulas tips kece soal menulis, kalian bisa baca dulu disini. Lalu, apa rahasia yang bisa membuat saya bertahan dichallenge ini. Bagaimana saya mendapatkan ide tulisan yang berbeda setiap harinya. Yuks, kita bahas.

Awal challenge saya niatkan diri hanya berharap ridho Allah. Berharap apa yang disampaikan dalam tulisan ini bisa menjadi hal yang bermanfaat bagi orang banyak, terlebih bagi saya sendiri. Dan berharap keberkahan Allah ada disetiap  tulisan yang disampaikan.

Saya bukan orang pintar merangkai kata. Namun, keinginan dan cita-cita saya memberikan energi positif tersendiri. Sehingga kegiatan menulis bisa berjalan. Jangan takut untuk memulai itu kuncinya.

Selalu berpikir positif atas potensi yang dimiliki. Inilah yang membuat saya berani tampil kembali dalam dunia tulis menulis. Dukungan dari orang sekitar juga berpengaruh dalam terasahkan potensi yang ada selama ini.

Untuk ide biasanya terlintas begitu saja. Belajar peka dengan sekitar saja. Karena apapun bisa dijadikan tulisan dan setiap kejadian punya sebuah makna. Seperti tulisan saya beberapa waktu lalu, tentang satu kejadian yang membuat saya tersadar, saling memahami dalam suatu hubungan adalah hal yang penting. Yang belum baca boleh dicek dulu disini.

Selain peka dengan sekitar, membaca buku atau blog walking bisa menjadi pilihan untuk mendapatkan ide tulisan. Bisa dicoba deh. Dan hasilnya pasti menakjubkan akan lahir tulisan baru yang luar biasa.

Diskusi juga bisa menjadi sebuah pilihan. Lempar opini dan pembasan yang sedang menarik dalam sebuah diskusi. Dan tulis apapun yang bisa menjadi tulisan yang menarik dalam dikusi tersebut.

Dan ini yang paling saya suka. Ide yang muncul setelah shalat malam. Ditengah malam yang tenang dan sepi otak bekerja lebih baik. Terlebih pikiran kita masih fresh. Dekatkan diri terlebih dahulu kepada sang Khaliq. Ide tulisan pun akan muncul dengan sendirinya. Jangan lupa berdoa kepada Sang Pemilik hidup agar dimudahkan dalam niatan baik ini.

Semua ini sudah saya buktikan sendiri. Sejak mengikuti #30DWC jilid II,  saya melakukan itu semua untuk menghasilkan tulisan-tulisan sampai sekarang. Buang segala pikiran negatif tentang menulis. Jangan takut untuk mencoba. Tulisan menjadi baik karena suatu proses, dan proses itu tidak ada yang instan.

Keep WRITING and INSPIRING.
GEIST!!!!!!!!

Dhita Aristiariny
Anak kemarin sore, yang sedang meniti potensi dalam hidupnya
Hari ke-30 #30DWC

You Might Also Like

0 komentar