Menunggu Giliran

19.11

Apa yang perlu aku banggakan
Sedangkan waktu hidup hanya tentang kematian
Entah pagi, siang, sore atau mal
am
Tinggal menunggu giliran

Teringat ucapan guru saya yang selalu membuat hati ini membuncak.  "Sebaik-baik pengingat adalah kematian". Jika ditelisik lebih dalam tentu saja itu benar, karena ajal hanya berjarak satu kedipan mata. Ketika Allah sudah berkehendak, maka terjadilah.

Lalu sudah sejauh mana persiapan diri dalam menunggu roh ini berpisah dari raganya?  Sedangkan sifat serakah pada dunia masih menyelinap dalam hati. Sedangkan kehidupan dunia masih dipupuk tinggi. Padahal diri akan segera mati.

Miris hati ini, terlebih saya yang masih melalaikan hak orang lain dan kewajiban diri sendiri. Ketika kewajiban menjadi nomor sekian dalam kehidupan Sehari-hari, lalu mana yang akan menjadi penolong di yaumil akhir kelak. Ketika mulut ini terkunci dan anggota badan lain yang menjadi saksi. Tentu tidak ada pembelaan lagi. Disanalah segala amanah dipertanggung jawabkan. Karena kematian itu pasti.

“Sungguh kematian yang selalu kalian hindari itu pasti mengejar kalian. Kalian akan dikembalikan kepada Allah, Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Kemudian kelak di hari kiamat, Allah akan menjelaskan kepada kalian apa saja yang telah kalian lakukan di dunia." (QS Al-Jumu’ah[62]8)

Dan dalam hal ini, manusia terbagi tiga, orang yang tenggelam dalam dunia, orang yang bertobat, dan orang yang mengenal Allah. Rasulullah mengingatkan agar menghiasi hidup dengan ketakwaan saat kematian akan menjemputnya.

 “Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang kefakiranmu, waktu kosongmu sebelum datang sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu (HR Ahmad & Tirmidzi)

Memperbanyak mengingat mati dapat mencegah dari berbuat maksiat dan dapat meluluhkan hati yang keras. Ad-Daqqaq mengatakan, “Siapa yang banyak mengingat kematian, niscaya dia dimuliakan dengan tiga hal; penyegeraan tobat, kepuasan hati, dan ketekunan beribadah. Siapa melupakan kematian, tidak ridho dengan rezki yang cukup, dan kemalasan beribadah."

Disini evaluasi diri menjadi hal terpenting. Khawatir ada waktu yang menjadi kesia-siaan. Khawatir ada hati yang tergores lisan. Khawatir ibadah yang hanya mengharapkan pujian. Khawatir tersirat pikiran yang menjadi penyakit hati.

Yaa Allah
Ketika dulu terdapat suatu perjanjian yang tertuliskan, bahwa Engkau menciptakan hamba hanya untuk beribadah kepada-Mu, maka ingatkanlah hamba atas perjanjian itu.

Karena nanti menangis pun tak menjadi guna
Persiapkan diri menjadi hal utama
Karena kematian itu pasti

Tak bisa dipungkiri

Dhita Aristiariny 
Hanya sedikit waktu yang aku punya, maka beribadahlah
Hari ke-14 #30DWC

You Might Also Like

0 komentar