Menelisik Isi Hati

17.31

Ditemani gemericik air hujan di sore hari, kucoba untuk menyelami isi hati yang tidak pernah diketahui sebelumnya.  Aku yang terlalu takut untuk mengetahui isinya selalu mengurungkan niat itu. Apakah terdapat luka yang belum sembuh atau terdapat noda yang menutupinya. Naudzubillah.

Kucoba memulai membuka pintu hati ini untuk mengetahui isinya. Kuselami lebih dalam apa yang membuat hati ini terlihat gusar.  Takut sedikit ada penyakit hati yang menyelinap masuk tanpa permisi. Takut bila ada sedikit dendam masa lalu yang belum diikhlaskan.

Aku khawatir hati ini tertutup dari cahaya hidayah-Mu.  Maka tolong ingatkan aku jikalau aku mulai kikir untuk berbagi. Tolong ingatkan aku jika hati ini mulai berat mengingat Asma-Mu.  Tolong ingatkan aku jika hati ini kelu dalam bershalawat kepada Rasul-Mu.

Muhasabah. Sebuah kata kunci yang seharusnya aku pegang setiap harinya. Evaluasi diri dan hati setiap detik, menit, hari dan tahunnya. Berharap dengan itu dekapan-Mu dapat kurasakan. Berharap aku lebih sadar atas segala nikmat-Mu yang tidak terhingga.

Ya Rabb, rintikan hujan ini menjadi saksi aku yang pilu dan menangis teisak sedu mengingat hati yang masih kaku.

Ya Rabb, malaikat disamping kiri kanan ku ini pun menjadi saksi, betapa sakitnya hati bila menelisik dan mengetahui isi didalamnya.

Ya Rabb, tentu Engkau mengetahui semburat wajah hamba yang penuh dosa untuk meminta rahmat dari-Mu.  Dengan penuh pasrah dan ikhlas atas apa-apa yang Engkau kehendaki.

Ya Rabb, hamba-Mu yang selalu Engkau tutupi aibnya ini, memohon ridho dan keberkahan atas setiap langkah kaki yang aku lalui. Memohon Engkau mengampuni dosa-dosa yang tidak terhingga ini.

Dhita Aristiariny
Hamba-Mu yang berdosa bagai buih di lautan
Hari ke-4 #30DWC

You Might Also Like

0 komentar