Si Pundungan dan Si Egois

17.53

Kami berdua sama-sama orang berotak kanan, saya yang lebih dominan otak kanan bagian atas dan dia dominan otak kanan bagian bawah*menurut ilmu STIFIn. Jika ditanya kami bisa akur tidak,  tentu saja bisa. Karena secara karakteristik STIFIn saya mendungkung MK dia. 

Kami saling mendukung satu sama lain. Saling memberi masukan. Saling mendengarkan. Saling berbagi kebahagian. Dan kami saling bersedih jika ada yang terluka (aku hungkul ieu mah).

Namun, adakalanya kita berbeda arah dan pemikiran. Tentu saja sifat kami yang berbeda jauh menjadi salah satu faktornya. Saya yang tidak mau kalah alias egois dan dia yang selalu main perasaan alias pundungan.

Contoh kasus seperti hari kemarin, dia tidak suka dengan cara bercanda saya. Mungkin dia tersinggung. Dan ini berakibat satu hari tidak ada komunikasi masing-masing dari kami. Satu hari full kami tidak saling kontak, padahal biasanya setiap hari kami selalu komunikasi walau hanya sepatah dua kata. Alhasil dia tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik, karena tidak ada yg mengingatkan (Red: dicerewetin saya).

Dan pagi ini begitu mengejutkan. Si Dia japri,  dan saya yang usil terus menggodanya. Dan mempertanyakan kenapa ketika dia 'marah' (Red:pundung) saya tidak mencoba buat meredakan dengan japri duluan. Saya sih ketawa saja dengan rasa tidak bersalah. Akhirnya, kami seperti sedia kala lagi.

Ada yang bisa menyimpulkan masalah diatas dan mengambil pelajaran? Saya jadi teringat perkataan guru saya "Minta maaflah terlebih dahulu walau kita tidak salah". Dan dia melakukannya dengan baik, ketika saya egois, dia yang berusaha mengalah dan menekan rasa kesal dia. Dan itu tidak mudah.
Dalam suatu hubungan sosial sikap untuk tidak egois satu sama lain adalah satu hal yang penting. Karena mengalah tidak akan membuat kita kalah,  malah membuat kita semakin kuat dan menang melawan hawa nafsu kita.

Oleh karena itu, tingkatkan kualitas pola pikir dan pengendalian hawa nafsu kita, agar terjalin hubungan yang berkesinambungan.  Marah atau kesal dalam suatu hubungan adalah hal yang wajar, yang terpenting cara kita menyikapinya.

Dhita Aristiariny 
Dibalik pundungannya kamu, kamu pasti tertawa
Dibalik egoisnya aku, aku juga pasti tertawa
Kayak abege labil :p
Hari ke-13 #30DWC

You Might Also Like

0 komentar