Rumah Impian

19.06

Jika ditanya berapa banyak harapan dalam hidup ini, maka sudah pasti akan ada ratusan yang saya sampaikan setiap tahunnya.  Segala-segala bentuk cita-cita pun selalu disampaikan kepada orang terdekat. Agar mereka ikut mendo'akan terwujudnya cita-cita tersebut. Walau terkadang mereka menggelengkan kepala atas semua itu. 

Dulu, sewaktu aliyyah. Saya, Nuri, dan Resa punya impian punya rumah disatu kawasan yang sama. Berdekatan. Agar kami dapat bertemu setiap harinya. Namun, seiring berjalannya waktu, impian kami itu tidak lagi sama.

Saat ini, saya berharap bisa punya rumah di daerah Gegerkalong, Bandung.  Tepatnya di daerah yang tidak terlalu jauh dengan Daarut Tauhid. Kenapa? Karena saya merasa nyaman jika disana. Terlebih untuk datang ke majelis ilmu sangatlah dekat. Jadi, tidak ada satu alasan pun untuk tidak datang ketika adanya kajian.

Terlebih lingkungan disana dirasa cukup baik untuk tumbuh kembang anak saya nanti.  Karena saya ingin mempersiapkan hal terbaik dan mendukung untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rabb-Nya.
Tidak ingin rumah yang terlalu luas. Minimalis saja. Cukup untuk keluarga saya. Dengan halaman yang rindang agar terlihat lebih sejuk dan membuat anak bisa bermain dengan nyaman. Rumah yang memiliki sirkulasi udara yang baik serta pencahayaan yang baik pula. Rencana, saya ingin rumah yang memiliki kaca yang lumayan banyak. 

Di halaman nanti, saya ingin mulai bercocok tanam. Minimal membuat apotek hidup yang bisa bermanfaat bagi kehidupan kami sekeluarga. Dengan tatanan halaman yang rapi dan bersih membuat orang pun tidak bosan jika memandangnya.

Satu lagi adalah hal yang penting. Saya ingin membuat satu ruangan tanpa sekat yang cukup luas. Ini akan saya fungsikan sebagai tempat majelis ilmu, silaturahmi dan kegiatan positif lainnya. Karena saya ingin rumah yang dihuni nanti mendapatkan keberkahan yang tidak terhingga dari Allah.
Saya selalu mengingat apa yang dikatakan guru waktu dulu. "Jangan jadikan rumah hanya untuk sekedar hunian saja, lebih dari itu. Jadikan sebagai Raudhah min Riyadhul Jannah". Taman dari taman-taman surga.

Menciptakan suasana rumah seperti di taman surga merupakan impian. Lalu bagaimana caranya?  Caranya dengan menghidupkan rumah dengan pengajian-pengajian, baik khusus keluarga maupun umum, dan halaqah-halaqah dzikir (majelis-majelis untuk meningkatkan intensitas dzikir kepada Allah). Memakmurkan rumah dengan lantunan ayat-ayat Al Qur'an supaya tidak seperti kuburan sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw, "Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah" (HR Muslim no. 1300).

Sesungguhnya kita sendiri menginginkan rumah yang dipenuhi keberkahan dan tentu cinta Allah didalamnya. Semoga Allah memudahkan segala harapan saya yang tertulis ini. Selebihnya, hanya mampu usaha dan Ikhlaskan. Karena Allah sebaik-baiknya pemberi rezeki.

Dhita Aristiariny
Hey kamu, iya kamu
Mari selaraskan mimpi kita
Hari ke-27 #30DWC

You Might Also Like

0 komentar