Ali Agrem

20.02

Siapa yang tidak tahu panganan khas dari Jawa Barat ini. Rasanya yang manis dan gurih ini membuat orang rindu akan kehadiran.  Kue menyerupai donat ini, biasa orang Sunda sebut Ali Agrem atau umumnya disebut kue cincin.

Bahan dasar kue ini sangatlah mudah di dapat yaitu tepung beras, gula merah, santan kelapa, dan sangrai kepala. Kebayang dong bagaimana gurihnya kue yang satu ini. Kue ini diproses dengan cara digoreng bukan di kukus ataupun di bakar di oven.

Kue hitam manis ini ( Red: seperti saya) saat ini cukup sulit didapat khususnya didaerah perkotaan.  Namun masih cukup mudah kalian jumpai di daerah Bandung Selatan seperti Ciwidey, Pangalengan, Majalaya dan Ciparay (Ciparay aku padamu).  Kue ini biasa dipakai untuk kudapan di acara-acara atau pesta pernikahan.

Bagi kalian yang mau mencoba bisa banget. Karena untuk resep kalian dapat menemukannya dengan mudah. Bisa searching yah. Bikinnya gampang-gampang susah. Cobain deh. Dijamin ketagihan.
Namun apakah kalian tahu, kue ini semakin tergerus jaman. Saya membuat sebuah percobaan, dari sepuluh orang remaja di kota Bandung, enam diantaranya tidak tahu kue ini. Sedih. Alhasil saya menjelaskan semuanya. Namun, terlihat keinginan mereka untuk tahu itu minim sekali. Mereka lebih senang makan junk food, padahal sudah jelas makanan itu tidak baik untuk kesehatan *ngelus dada*.

Lalu jika sudah seperti ini, apa yang harus kita lakukan?  Yuks, sama-sama berusaha untuk memperkenalkan kembali makanan tradisional yang sering kita makan waktu dulu. Tanamkan dalam diri kita menghargai warisan leluhur kita, entah itu adat, budaya, kuliner, dan seni. Kita tidak maukan suatu saat nanti makanan warisan leluhur kita di akui bangsa lain. Seperti yang sudah-sudah.

Jika cukup sulit untuk menemukan Ali Agrem ini, kalian bisa buat sendiri loh.  Walaupun nanti kalian harus kuat pas ketika menggorengnya. Tapi jangan di tanya sensasi ketika memakannya di jamin makin enak karena perjuangannya. Apapun itu perlu ada usaha. Salah satunya memperkenalkan Ali Agrem ini kepada anak kita nanti.

Maka daripada itu, mari cintai dan mulai berkontribusi dari hal terkecil, cintai dan hargai, menjaga dan saling mendukung.  Mari kita berjuang menjaga agar tidak punah. Supaya anak cucu kita nanti tahu makanan yang sering dimakan orang tua, nenek dan kakek, serta nenek moyangnya.

Dhita Aristiariny 
Mencintai Indonesia rasanya lebih mudah di ungkapkan, tapi mencintai kamu ah sudahlah lupakan 
Hari-5 #30DWC

You Might Also Like

0 komentar