Berdamai dengan Luka Lama

19.54

Perpisahan orangtua bagi anak adalah hal yang paling tidak diinginkan. Siap dibesarkan dengan orangtua tidak lengkap menjadi perjalanan atas hidup saya. Hal ini tidak menjadi sebuah beban bahkan menjadi titik balik hidup saya yang sebenarnya. Qadarullah ini sudah menjadi kehendak-Nya. Saya bisa apa, selain berprasangaka baik atas setiap ketetapan-Nya.

Ini seperti mengorek luka lama yang belum sembuh seutuhnya. Dulu saya masih begitu kecil ketika mendengar keputusan orangtua saya untuk berpisah. Dan ini menjadi titik awal hubungan yang tidak baik dengan papa saya. Serasa membuka aib keluarga sendiri. Namun, ada satu hikmah yang dapat diambil oleh saya sendiri.

Setelah dewasa, saya baru mengerti masalah yang sebenarnya terjadi dikeluarga. Ini berawal dari masalah kecil, yaitu kurangnya komunikasi. Komunikasi orangtua saya bisa dikatakan buruk. Ditambah jarak yang memisahkan diantara keduanya. Papa saya hanya pulang setiap seminggu atau dua minggu sekali. Karena memang bekerja diluar kota. Maka, dapat dipastikan kuantitas dan kualitas komunikasi mereka sedikit. Terlebih dulu belum ada teknologi secanggih saat ini.

Lalu, kenapa komunikasi diantara pasangan sangat penting? Karena ini menjadi modal awal satu pasangan untuk mengutarakan perasaan masing-masing. Dan mendengarkan menjadi pelengkap yang tidak bisa dipisahkan. Belajar dari kejadian orantua saya, missed comunicatian yang tidak diselesaikan dan dikomunikasi dengan baik dalam waktu dekat menjadi bumerang sendiri dimasa yang akan datang.

Missed comunication yang semakin menumpuk membuat masalah tersendiri yang sulit diselesaikan. Terlebih ego dari orangtua saya menjadi penambah semakin rumitnya penyelesaian masalah tersebut. Tidak mau saling mengalah, mengerti dan memahami. Oleh karena itu, membangun komuikasi bersama pasangan diawal hubungan sangatlah penting. Terlebih dalam memutuskan perkara masa depan.

Saya tidak menyalahkan atas keputusan kedua orangtua. Bahkan saya bersyukur karena dapat memahami masalah ini dengan baik dan menjadikan pelajaran yang dapat saya ambil untuk kehidupan rumah tangga suatu saat nanti. Kesamaan visi dan misi dalam berumah tangga pun menjadi hal yang penting.  Agar tercipta rumah tangga yang sedikit konflik dan lebih banyak berkah.

Dhita Aristiariny
Kapan mau ngelamar aku heeyyy
Hari ke-17 #30DWC

You Might Also Like

0 komentar