Ini cita-citaku dulu, apa cita-cita mu? Part 2

11.05

Peran seorang ndit di project teater pertamanya apa yaah? Dia berhasil enggak sihh?

Setelah lulus casting dan di nobatkan menjadi bawang merah dalam membuat saya senang. Akhirnya tampil juga. Asli kayak banci tampil. Tapi emang udah karakter sih saya pengen selalu eksis di setiap acara. Selalu berpikir biarin cape asal saya puas dengan hasil kerja saya.

Pas dikasih naskah, loh kok ini cerita apa? Kok bawang merah jadi peran utama. Terkaget-kaget. Emang pas awal casting tuh biasanya di kasih naskah dan naskah buat pagelaran yang sesungguhnya beda. Antara senang dan bingung jadi pemeran utama. Bisa totalitas enggak yah, sampai bapak sutradara yang pikasebeleun itu ketawa-ketawa ngeliat muka cengo saya karena kebingungan.  Tunggu pembalasan ku *ketawa jahat*

Singkat cerita setelah pagelaran itu banyaklah yang ngajak main dalam satu project. Tapi memutuskan untuk tidak menerima, karena berbarengan dengan keputusan saya untuk menutup aurat. Akhirnya saya fokus di sekolah saja, toh ada ekskul sastra yang tidak mengharuskan saya untuk membuka aurat *yaiyaaalahhhh orang sekolah saya aliyyah*.

Karena sudah memasuki kelas 3 udah sibuk ngurus UN, akhirnya saya tidak terlalu aktif. Sedih. Karena merasa dunia saya disitu. Karena saya lebih didengarkan dan dihargai disitu. Dan waktu pun berlalu begitu cepat. Saya lulus sekolah. Tapi setelah lulus saya masih main jadi cameo di kabaret sekolah. Padahal itu cuma ganti yang sakit, dan saya masuk kesitu. Hahaha

Waktu berganti, cita-cita saya untuk menggeluti dunia sastra dan seni peran harus saya kubur dalam-dalam. Dan ku putuskan untuk bekerja saja. Masa bodo dengan cita-cita saya, karena fokus saya sekarang satu mencari nafkah untuk ibu saya.

Setelahnya cita-cita saya ingin jadi apa yah?dokter? Pilot? Guru? Atau jadi seorang istri*ehhh
Tunggu lanjutannya.
Selamat hari selasa. Selamat beraktivitas

Dhita Aristiariny 
Hayo kalian berapa kali rubah cita-cita? Ngaku?

You Might Also Like

0 komentar