Angin yang tak mungkin bermuara^

11.49

Malam itu
Saat mentari sudah berada dalam peraduannya
Masih hadir di pelupuk itu
Yaah dia sosok yang menjanjikan akan datang
Dan aku yang terlanjur bahagia saat itu
Merekam dengan jelas apa yang dia katakan

Yah itulah kamu yang selalu tidak lepas dari sorot mataku
Kamu sosok mata bulat dengan bola mata coklatnya itu selalu membuat aku terpesona
Sosok yang selalu ada dalam lamunan mata yang membingkai
Sosok yang membuat aku lupa akan rentetan kategori pilihan

Pernah kau tahu tepat di tanggal itu aku benar-benar menunggu
Berharap kau datang
Dan membalas senyum kebahagiaan
Namun apa yang ku dapatkan
Kamu tidak menetapi janji mu itu
Dan aku pun tahu
Kamu tidak benar-benar berkata itu padaku

Apa aku sedih?
Tidak.
Karena cukup bagiku untuk melihat mana komitmenmu terhadap ku.
Cukup.

Tidak ada lagi alasan yang mampu aku terima
Ketika kita sama-sama akan berjuang
Dan kamu berhenti bahkan mundur selangkah dariku
Aku tidak akan pernah berputar balik
Tidak akan pernah.
Yang aku akan lakukan tetap maju melangkah
Dan aku tau
Aku meninggalkan mu Jauh sejauh apa yang bisa kamu lihat.

Dhita Aristiariny
asa dramatis gini puisi, ada yang paham?

You Might Also Like

0 komentar