Cukup. Tolong skip!

11.04

Hati tuh harus netral ketika memilih pasangan hidup
Oh iya yah, kalau enggak netral takut di barengin nafsu dan bisikan setan akan mudah masuk. 

Astagfirullah. Oke saya setuju.

Pengalaman yang mengerikan memang, ketika kita suka tapi tidak bisa menerima karena satu dan lain hal. Kemarin tuh sampai ada yang bilang "kamu tuh mau nyari yang kayak gimana? kalau mau cari yg sholeh, yah harus sholehin diri kita". Masya Allah, cobaan untuk menghindari penyakit hati tuh sulit banget. Gara-gara di katain kayak begitu akhirnya ngedumel dalam hati sendiri "emang selama ini aku tidak memantaskan untuk bisa berdampingan dengan yang sholeh hah?". Riyakan akhirnya *sedih*.

Astagfirullah. Buru-buru saya istigfar, yang kayak begini nih yang bikin penyakit hati menggerogoti, akhirnya rusak. Jadi muhasabah sih ke sayanya, ketika banyak orang berkata A atau B atau C tentang saya itu saatnya buat saya introspeksi mungkin ada tutur kata saya yang tidak baik, mungkin ada tingkah laku saya yang tidak baik, mungkin ada perangai yang tidak sopan. Yaa Allah, sungguh saya ingin merubah yang tidak baik dari dalam diri saya.

Hanya gara-gara tolak menolak jadi kayak gini. Tidak pernah ada maksud apapun. Tapi apapun keputusan yang saya ambil sudah saya pikirkan dengan baik dengan segala resikonya. Dari awal ketika saya mengatakan tidak,yang berarti tidak. Karena menurut saya keputusan di awal itu lebih baik daripada memutuskan untuk bilang tidak dalam menjalani proses.

Mohon maaf bila ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Tidak bermaksud apapun.

Dhita Aristiariny 
Ingat kebaikannya, jangan sebaliknya

You Might Also Like

0 komentar